Sabtu, 4 Mei 2013

SHOLAT
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah :Fiqh
Dosen Pengampu : Lutfiyah, M.Si













Disusun oleh :

Muhamad Murodhi             123111107
Muhammad Abdul Wahid        123111108
Muhammad Fajar Sodiq S.        123111109

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
DAFAR PUSTAKA

Asnawi, Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: CV. Aneka Ilmu. 2009
Azzam, Abdul Aziz Muhammad Dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas. Fiqh Ibadah.
    Jakarta: Amzah. 2010
Al-ghazi, Muhammad Bin Qosim. Fatkhul Qorib Al-Mujib. Surabaya: Darul Ilm.
Nawawi, Syekh Muhammad. Sulamuttaufiq. Semarang: Pustaka ‘Alawiyyah
Nawawi, Syekh Muhammad. Kassyafatussaja Fi Syarkhi Safinatunnaja. Al-Haramain Jaya
    Indonesia
Ya’qub,  Isma’il. Terjemah Ihya’ Ulumuddin Al-Ghazali. Jakarta Selatan : CV Faizan
www.anneahira.com/hikmah-shalat.html


I.    PENDAHULUAN
Perintah tentang diwajibkannya mendirikan shalat tidak seperti ALLAH SWT mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj. Isra Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun ke-11 masa Kenabian Muhammad SAW tahun ini disebut sebagai ‘ amul khuzni “ tahun dukacita karena nabi muhammad ditimpa oleh berbagai kesedihan. Beliau ditinggal wafat oleh istrinya siti khotijah dan pamannya abu tholib. Selain itu ditambah lagi sikap permusuhan oleh kaum quraisy, dalam suasana seperti itulah nabi dihibur oleh ALLAH SWT dengan perjalanan isra mi’raj.
Isra’ secara bahasa artinya perjalanan malam hari. Sedangkan secara istilah adalah perjalanan Nabi Muhammad pada malam hari dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis. Mi’raj secara bahasa ialah naik keatas, menurut istilah Mi’raj perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Dan hasil dari Isra’ Mi’raj inilah setiap umat islam diwajibkan/diperintah oleh ALLAH SWT untuk menjalankan sholat 5 waktu.
Allah menceritakan kisah ini dalam surah Al-isra’ ayat 1 yang berbunyi :
                        
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
[847] Maksudnya: Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya.”
Sholat merupakan pembeda antara umat muslim dengan orang kafir, untuk itu umat muslim diperintahkan oleh ALLAH untuk melaksanakannya. Karena begitu urggennya sholat sehingga banyak dalam Al-qur’an yang didalamnya terdapat perintah untuk mengerjakan sholat.
Allah berfirman :
•      •   
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (Q.S. An-nisa’ : 103 )
    •       
“Dan ia menyuruh ahlinya[906] untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (Q.S. Maryam : 55)
[906] Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ahlinya ialah umatnya.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dari sholat?
B.    Apa saja yang termasuk syarat dan rukun sholat, serta apa saja yang termasuk sunnah dan yang membatalkan sholat ?
C.    Bagaimana tatacara pelaksanaan sholat ?
D.    Apa saja yang termasuk dalam sholat wajib? Kapan pelaksanaannya?
E.    Apa saja yang termasuk sholat sunnah?
F.    Apa hikmah sholat ?
III.     PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sholat
Shalat secara bahasa artinya do’a dan secara istilah syara’ ialah beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Menurut sidi gazalba secara etimologi shalat berarti doa dan secara terminology para ahli fiqhmengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat-syarat yang telah ditentukan sidi gazalba.
Menurut Hasbi Asy-Syidiqi Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya”.
Menurut imam bashari assayuthi pengertian lain shalat ialah salah satunya sarana komunikasi hampa dengan tuhan sebagai bentuk ibadah didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa yang dumulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh syara’.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Shalat juga merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada alloh swt dalam rangka ibadah dan memohon ridhonya.
B.    Syarat dan rukun serta sunnah dan yang membatalkan sholat
a)    Syarat wajib sholat ada tiga hal :
1)    Islam,
2)    baligh
3)    berakal.
b)    Syarat sholat sebelum pelaksanaannya ada lima :
1)    Sucinya anggota badan dari hadats dan najis.
2)    Menutup aurat dengan baju yang suci.
3)    Berdiri di tempat yang suci.
4)    Mengetahui telah masuknya waktu sholat.
5)    Menghadap qiblat.
c)    Rukun Sholat
1)    Niat
2)    Takbiratul Ikhram
3)    Berdiri bagi yang mampu
4)    Membaca surat al-fatehah
5)    Ruku’
6)    Tuma’ninah di dalamnya
7)    I’tidal
8)    Tuma’ninah di dalamnya
9)    Sujud dua kali
10)    Tuma’ninah di dalamnya
11)    Duduk di antara dua sujud
12)    Tuma’ninah di dalamnya
13)    Duduk Tasyahud Akhir
14)    Tasyahud Akhir.
15)    Membaca sholawat kepada nabi Muhammad saw.
16)    Membaca salam dan yang paling sedikit membaca Assalamualaikum
17)    Tertib
* Kalau dalam kitab fatkhul qorib dijelaskan bahwa sebelum salam ada satu rukun lagi yaitu niat keluar dari sholat.
d)    Sunah-sunah dalam sholat
Sunah-sunnahnya sebelum memasuki sholat ada dua :
1.    Adzan.
2.    Dan Iqomah.
Adapun setelah memasukinya ada dua pula :
1.    Tasyahud awal
2.    Qunut dalam sholat shubuh dan witir pada setengah yang kedua dari bulan Romadhon.
Sunnah hai’ah ada lima belas bagian :
3.    Mengangkat kedua tangan tatkala takbirotul ihrom, hendak ruku dan bangun dari ruku.
4.    Meletakan tangan kanan di atas tangan kiri.
5.    Membacado’a tawajjuh ‘do’a iftitah’.
6.    Membaca isti’adzah.
7.    Mengeraskan suara pada tempatnya.
8.    Memelankannya pula pada tempatnya.
9.    Membaca amin.
10.    Membaca surat setelah membaca surat al-Fatihah.
11.    Bertakbir tatkala merunduk dan bangkit.   
12.    Ungkapan : sami’allohu liman hamidah robbana lakal hamdu.
13.    Bertasbih tatkala ruku dan sujud.
14.    Meletakan kedua tangan di atas kedua paha tatkala duduk, demikian dengan membentangkan tangan kiri dan menggenggamkan yang kanan, kecuali telunjuk. Karena dia berisyarat tatkala membaca syahadat.
15.    Duduk iftirosy pada seluruh duduk.
16.    Dan duduk tawaruk pada duduk yang terakhir.
17.    Salam yang kedua.
e)    Yang membatalkan Sholat Ada 14 :
1.    Berhadats
2.    Terkena Najis yang tak termaafkan
3.    Terbukanya Aurat
4.    Mengatakan dengan sengaja walaupun dua huruf atau satu huruf akan tetapi memahamkan
5.    Sebab pembatal puasa
6.    Makan
7.    Gerak dengan berturut-turu sebanyak tiga kali
8.    Melompat
9.    Memukul
10.    Menambah rukun yang berupa perbuatan
11.    Mendahului imam dua rukun
12.    Niat keluar dari Sholat
13.    Menggantungkan niat keluar sholat
14.    Murtad.

C.    Tata cara sholat
    Setelah kita ketahui syarat serta rukun dari sholat. Hendaknya kita perlu mengetahui bagaimana tata cara dari sholat yaitu sebagai berikut :
     Bagi orang yang mengerjakan sholat, apabila telah selesai dari wudhu, dari bersuci dari najis pada badan dan tempat, pakaian menutupi aurat, hendaknya ia berdiri menghadap kiblat dan merenggangkan kedua telapak kakinya, bukannya merapatkan keduanya. Berdiri lurus menghadap kiblat. Mata tertuju pada tempat sujudnya dimana ia mengerjakan sholat.
    Sesudah itu hendaklah ia melaksanakan sholat, dan diusahakan supaya niat itu tetap sampai saat akhir takbiratul ikhram maka hendaklah ia mengangkat kedua tangannya sampai sejajar dengan bahunya kemudian meletakkan kedua tangan itu diatas pusar dan dibawah dada dan dianjurkan untuk meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri karena memuliakan tangan kanan sehingga ia dipikul tangan yang kiri. Tidak boleh menghempaskan kedua tangan itu apabila telah selesai takbiratul ikhram.
    Kemudian membaca doa iftitah lalu membaca surat al fatihah yang diawali dengan basmallah kemudian disunnahkan untuk membacakan surat dalam al-qur’an kemudian orang yang mengerjakan sholat tetap harus berdiri meletakkan kedua tangannya seperti yang telah kami jabarkan diatas tadi.
    Lalu ruku’ yaitu bertakbir, mengangkat kedua tangan dan memanjangkan pelafalan takbir sampai ruku’. Dengan lutut ditegakkan, tidak dilipat kemudian ia memanjangkan punggungnya dengan lurus posisi leher dan kepalanya lurus menyamai dengan punggungnya tidak lebuh rendah dan tidak lebih tinggi dan dibacakan “ subhanarabial adzimi “ 3x untuk imam, makmum boleh lebih dari 3x.
    Kemudian berdiri atau bangkit dari ruku’ dan mengangkat kedua tangannya disertai membaca “ samiallahu liman hamidah “. Dan bertuma’ninah pada i’tidalnya itu seraya membaca “ robbanalakal hamdu... “
    Kemudian sujud disertai dengan bertakbir ketika  turun. lutut diletakkan terlebih lebih dahulu diatas lantai, dan kedua telapak tangan kemudian mukanya diletakkan ditempat sujud untuk laki-laki meregangkan sikunya dan perempuan tidak kedua kaki diregangkan untuk laki-laki sedangkan perempuan tidak. Saaat sujud laki-laki melakukan tahwiyah sedangkan perempuan tidak. Tahwiyah ialah mengangkat perut dari dua paha dan merenggangkan kedua lutut kedua tangan sejajar dengan bahu dan jari jemari tetap dirapatkan ibu jari boleh dirapatkan boleh tidak. Jangan didudukan  kedua lengan bawah diatas lanta, karena seperti duduknya anjing dan membaca “ subhana robbiyal a’la 3x “ untuk imam cukup 3x, kalau untuk ma’mum lebih dari 3x itu baik.
    Kemudian bangkit dari sujud lalu duduk mengangkat kepala dengan membaca takbir dan meletakkan kedua tangan diatas paha lalu membaca “ robbifirli warhamni...” mengerjakan sujud kedua seperti yang diatas. Lalu duduk sebentar pada tiap raka’at maksudnya selain duduk tasyahud dan dikerjakan raka’at selanjutnya seperti raka’pertama.
    Kemudian membaca “ tasyahud awal “ pada raka’at kedua dan membaca sholawat nabi beserta keluarganya ( tidak ditambahkan bacaan sesudah membaca “ Allaahumma shalli ‘alaa muhammad wa’alaa ali muhammad”).  tangan kanan diletakkan di paha kanan dan semua anak jari kanan digengamkan dan ketika mengucapkan “asyhadu anlailaha illallahu” menelunjukkan telunjuk kanan ketika sudah pada ucapan “ illallah”. Posisi duduk pada tasyahud ini seperti saat duduk diantara dua sujud.
    Sunnah-sunnah pada saat tasyahud akhir adalah seperti sunnah-sunnah saat tasyahud awal hanya saja duduk pada tasyahud akhir posisi duduk yaitu paha sebelah kiri sebagai tumpuan. Kaki kiri ditidurkan dan keluar dari bawah serta kaki kanan ditegakkan ibu jari kaki dihadapkan ke kiblat bagi yang mampu. Bacaan doa pada tasyahud akhir menyempurnakan doa tasyahud awal. Kemudian baca salam “ assalamualaikum warahmatullah “ dan berpaling ke kanan dan membaca salam kedua lalu berpaling ke kiri. Dengan salam tadi diniatkan untuk keluar dari sholat. Dan untuk memberi salam kepada siapa yang ada di kanannya ( para malaikat dan kaum muslimin ) pada salam pertama, begitu pula pada salam kedua.
Pada sholat berjamaah pembacaan doa iftitah secara sirri ( dengan suara halus ). Dan imam membacakan dengan suara keras ( jahr ) Al-fatihah dan surah saat 2 raka’at pertama pada  sholat maghrib, isya’, subuh.
D.    Sholat wajib
Shalat fardhu ada lima :
Dhuhur : awal waktunya mulai tergelincirnya matahari, dan akhirnya jika bayangan sesuatu sama panjang dengan bendanya selain bayangan waktu awal.
Ashar : Permulaan waktunya adalah bila bayangan-pada akhir waktu dhuhur-bertambah panjang dari benda aslinya. Adapun akhir waktu waktu ikhtiyar sampai bayangan dua kali lipat, sedangkan watu jawaz ( batasan akhir waktu diperbolehkannya sholat ) sampai terbenamnya matahari.
Maghrib : Waktunya hanya satu, yaitu dari mulainya terbenamnya matahari sampai hilangnya lembayung (mega/awan) merah.
Isya’ : Permulaan waktunya jika lembayung merah telah hilang, akhir waktu ikhtiyar sapai sepertiga malam, adapun waktu jawaz sampai terbitnya fajar yang kedua.
Subuh : permulaan waktunya mulai terbit fajar kedua, sedangkan akhri waktu ikhtiyarnya sampai isfiror. Adapun akhir waktu jawaz sampai terbitnya matahari.
Ada lima waktu yang tidak boleh ditempati untuk mengerjakan sholat, kecuali sholat yang mempunyai sebab, yaitu :
1)    Setelah Shalat subuh hingga terbitnya matahari.
2)    Ketika terbitnya matahari hingga sempurna dan naik sekurang-kurangnya setinggi tombak(+/- 100 permukaan bumi).
3)    Ketika matahari rembang (di atas kepala) hingga condong sedikit ke arah barat.
4)    Setelah sholat asar hingga terbenamnya matahari.
5)    Ketika mulai terbenamnya matahari hingga sempurna (tenggelam).
E.    Sholat sunnah
         Sholat sunah ada lima :
a)    Dua sholat Hari Raya
b)    Dua sholat Khusuf (gerhana) dan
c)    Sholat Istisqo’ (minta hujan)
Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardu ada tujuh belas raka’at :
a.    Dua raka’at fajar sholat sunnah qobliyah subuh
b.    Empat raka’at sebelum dhuhur
c.    Dua raka’at sebelumnya
d.    Empat raka’at sebelum ashar
e.    Dua raka’at sebelum maghrib
f.    Tiga raka’at setelah sholat isya’.
Sholat Sunah Muakadah :
a)    Sholat Malam
b)    Sholat Dhuha
c)    Sholat Tarawih.
Sholat sunnah yang lebih utama dilakukan berjama’ah adalah :
a)    sholat hari raya,
b)    sholat 2 gerhana,
c)    sholat meminta hujan (istisqo’).
Sedangkan Sholat Sunnah yang lebih utama dilakukan sendirian ialah
a.    sholat witir,
b.    dua raka’at fajar (sebelum sholat subuh), dan
c.    sholat sunnah rawatib.
Sholat-sholat sunnah yang berulang-ulang siang dan malam diantanya yaitu
1)    sholat sunnah rawatib,
2)    sholat dhuha,
3)    sholat tahajud,
Sholat yang berulang-ulang dalam hitungan waktu tahunan yaitu
a.    sholat hari raya
b.    sholat tarawih
c.    sholat nisyfu sya’ban
sholat sunnah yang berhubungan dengan sebab yang datang dan tidak berhubungan dengan waktu yaitu
a)    sholat gerhana
b)    sholat minta hujan
c)    sholat jenazah
d)    sholat tahiyatul masjid
e)    sholat sunah wudhu
f)    sholat antara adzan dan iqomah
g)    sholat ketika masuk rumah
h)    sholat musafir
i)    sholat istikharah.
F.    Hikmah Sholat
Hikmah sholat diantaranya :
1)    Membersihkan lahir dan batin. Kebersihan sangat dianjurkan ketika hendak shalat. Sementara kejernihan hati juga diperlukan saat kita hendak shalat, maka yang didapat adalah orang-orang sehat jasmani dan hatinyadipenuhi oleh nilai kebaikan.
2)    Menjaga niat baik, orang yang melakukan shalat selalu diawali dengan niat. Jika benar dilakukan dengan baik, maka segala perilaku masyarakat muslimin ini akan selalu terjaga dari niat yang tidak baik. Seperti firman Allah dalam surat Al-ankabut : 45
        
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” 
3)    Budaya disiplin, gerakan dan tahapan sebelum shalat sebenarnya tidak sengaja mengajarkan sebuah prestasi gemilang hanya milik orang yang mau disiplin dalam menjalani keseharian hidupnya.
4)    Menangankan jiwa, dalam shalat ada jeda atau tuma’ninah diam sejenak lalu bergerak kembali. Ini adalah simbol ketenangan dan sikap konsentrasi, jiwapun ikut tenang , membungkukm sujud, dan duduk terlaksana dengan saksama. Tidak ada yang tertinggal inilah yang membuat hati menjadi tenang. Sehingga dalam kehidupan kita bisa meraih ketenangan jiwa.
IV.    KESIMPULAN
Shalat secara bahasa artinya do’a dan secara istilah syara’ ialah beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
Syarat wajib sholat ada tiga hal :
a.    Islam,
b.    baligh
c.    berakal.
Syarat sholat sebelum pelaksanaannya ada lima :
a.    Sucinya anggota badan dari hadats dan najis.
b.    Menutup aurat dengan baju yang suci.
c.    Berdiri di tempat yang suci.
d.    Mengetahui telah masuknya waktu sholat.
e.    Menghadap qiblat
Rukun Sholat ada 17 :
a.    Niat
b.    Takbiratul Ikhram
c.    Berdiri bagi yang mampu
d.    Membaca surat al-fatehah
e.    Ruku’
f.    Tuma’ninah di dalamnya
g.    I’tidal
h.    Tuma’ninah di dalamnya
i.    Sujud dua kali
j.    Tuma’ninah di dalamnya
k.    Duduk di antara dua sujud
l.    Tuma’ninah di dalamnya
m.    Duduk Tasyahud Akhir
n.    Tasyahud Akhir.
o.    Membaca sholawat kepada nabi Muhammad saw.
p.    Membaca salam dan yang paling sedikit membaca Assalamualaikum
q.    Tertib
Sunah-sunnahnya sebelum memasuki sholat ada dua :
a.    Adzan.
b.    Dan Iqomah
Shalat fardhu ada lima :
a.    Dhuhur
b.    Ashar
c.    Maghrib
d.    Isya’
e.    Subuh
Sholat Sunnah
Sholat sunah ada lima :
a.    Dua sholat Hari Raya
b.    Dua sholat Khusuf (gerhana) dan
c.    Sholat Istisqo’ (minta hujan)
Sholat sunnah yang mengikuti sholat fardu ada tujuh belas raka’at :
a.    Dua raka’at fajar sholat sunnah qobliyah subuh
b.    Empat raka’at sebelum dhuhur
c.    Dua raka’at sebelumnya
d.    Empat raka’at sebelum ashar
e.    Dua raka’at sebelum maghrib
f.    Tiga raka’at setelah sholat isya’.
Sholat Sunah muakadah :
a)    Sholat Malam
b)    Sholat Dhuha
c)    Sholat Tarawih.
Hikmah sholat diantaranya :
a.    Membersihkan lahir dan batin.
b.    Menjaga niat baik.
c.    Budaya disiplin.
d.    Menenangkan jiwa.
V.    PENUTUP
    Demikian makalah yang telah kami susun, semoga bermanfaat bagi pembaca dan pemakalah sendiri. Semoga apa yang kita diskusikan dapat menambah rasa syukur kita kepada Allah SWT serta menambah pengetahuan kita. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah kami, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Terima kasih.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan